Kamis, 15 April 2010

kesunyian

Di malam yang sepi ini, terasa dingin nya udara luar setelah hujan. Yah memang, tadi sempat hujan deras sekali, tetapi karena itu aku teringan masa lalu yang sangat sakit, menyedihkan, bahkan membuatku sempat gila..

15 Juli 2007

Saat aku masih duduk di bangku SMP, saat pertama kali aku masuk SMP tepat nya, disaat itu lah, aku melihat nya. Lelaki yang sangat aku kagumi. Adnan,di kakak kelas ku yang kebetulan adalah anak OSIS. Dia juga termaksud cowok popular di sekolah ku, yang sering di gandrungi oleh anak perempuan.

Saat hari MOS. Aku kebetulan di MOS olehnya, dan kebetulan sekali, yang menjaga kelas ku waktu itu juga dia. Ahh, senang nya diriku. Semenjak itu, aku sering memperhatikannya..

Saat aku istirahat, di kantin sekolah baru ku yang kebetulan sangat luas, aku dan temanku, Shana dan Fero, makan di kantin itu. Kami berbincang soal kakak kelas yang jadi pengawas saat MOS.
“Rel, ternyata kalau diliat-liat, lama-lama si Doni itu cakep ya hihihi”, kata Shana tersenyum-senyum kepada ku.
“yaaa, lumayan lah, untuk kamu yang juga cantik”, jawabku dengan sedikit pujian. Shana malah tambah tersenyum.
“tapi yak ok cantik-cantik galak..”, ejek Fero. Dan tiba-tiba, Shana langsung memukul punggung Fero dengan sangat keras. Sangkin keras nya, suara pukulan itu sampai terdengar ke telinga ku.
“ihh, kok lo ngejek gw sih”, kata Shana sedikit membentak. Fero hanya cengengesan sambil mengernyit kesakita.

Lalu, tak lama kemudian, aku melihat nya. Melihat Adnan yang sedang berjalan untuk membeli sesuatu. Tetapi, aku sangat kaget melihatnya jalan dengan kak Floris, kakak kelas ku yang terkenal dengan kecantikannya plus kesombongan nya. Ya ampun, apakah mereka pacaran?
Tapi sesaat aku mendengar obrolan mereka, yah sedikit mendengar.
“Nan, nanti malem ada acara gak?”, tanya kak Floris sedikit manja
“gak sih, tapi gw lagi gak mau jalan”, jawab Adnan yang terdengar ketus
“yah, tapi kan gw mau ngajak lo nonton”
“tetep gw gak mau. Lo udah ngajak gw jalan 5 kali dalam 3 minggu ini. Bosen tau gak”
“loh kok lo ngomong gitu sih”
“habis, lo nyusahin”, katanya sambil menjauh dari kan Floris.

Setelah ditinggal oleh Adnan, kak Floris langsung cemberut. Karena dilihatin sama semua orang yang ada di kantin, kak Floris langsung membentak kita semua.
“apa lo liat-liat gw”, katanya sambil pergi meninggalkan kantin. Aku dan teman-teman ku langsung ketawa kecil.
“gila,jadi cewek PD banget”,kata Fero kepada kami.
“lagian jadi cewek sombong. Mana mau di sukain Adnan kalau sombong. hahhaa”, kata Shana menyambung.

Aku hanya terdiam, aku tahu, kalau tipe cowok seperti Adnan bukan cowok yang suka cewek cantik saja. Tetapi, apakan aku termaksud kedalam tipe nya.

Selanjutnya

25 Juli 2007

Bel pun berbunyi, tanda waktu belajar sudah selesai dan pulang. Aku pun langsung merapihkan buku-buku ku ke dalam tas dan beranjak dari tempat duduk ku. Lalu, Fero langsung menghampiri ku.
“Aurel, hari ini ada acara gak? Jalan yuk,itung-itung jadi hari pertama kita jalan-jalan karena kita sudah jadi sahabat, gimana?”, ajak nya kepada ku.
“tapi Shana ikut gak?”, tanyaku
“tadi gw ajak, tapi lo tau sendiri, dia hari ini les piano”
“yahh, kalau gitu gak bisa, papa aku pasti gak ngebolehin kalau jalan sama cowok. Sorry ya, lain kali aja. Kalau Shana udah bisa, ok?”
“ yahh, ya udah deh, gak papa. Tapi janji ya, kalau Shana bisa, lo harus ikut”
“iya tenang aja”,jawab ku sambil mengacungkan jempol ke atas.

Fero langsung meninggalkan ku. Aku pun langsung meninggal kan gedung sekolahan dan menunggu supir ku menjemput.
Setelah berada di gerbang sekolah, ternyata sopirku belum datang. Yahh, harus menunggu deh.

Setalah beberapa menit kemudian, supirku belum jemput juga. Duh, kok lama banget. Beberapa menit lagi, bahkan sampai sejam, supirku belum datang. Ya ampun kok lama sekali.

Lalu, handphone ku bernyanyi dengan ria. Aku langsung saja mengambil handphone ku yang ada di saku seragam sekolah. Oh, ternyata dari mamaku
“halo ma, kenapa?ma kok Pak Ram gak dateng-dateng”, kata ku dari sini
“itu dia yang mau mama katakan. Pak Ram gak bisa dating. Ke jebak macet di jalan raya. Kamu bisa pulang sendiri kan?”,kata mama ku di kejauhan sana.
“ apa?! Kok mama gak bilang dari tadi, aku kan dari tadi udah nunggu sejam. Ya udah deh, aku pulang sendiri aja”, jawabku langsung menutup handphone ku. Aku pun langsung meninggalkan sekolah dan jalan kaki mencari taksi.

Setelah beberapa lama kemuadian, aku sampai di jalan besar. Lalu aku menunggu taksi di halte yang ada di dekat situ. Aku langsung duduk di bangku halte.

Beberapa menit kemudian, tidak ada taksi yang lewat. Hanya angkot dan metromini yang berlalu-lalang di sekitar jalan. Ahh, seadainya aku tahu jalur angkot atau metromini itu, aku pasti dari tadi sudah pulang dengan kendaraan itu dan hitung-hitung hemat biaya.

Dan di saat itu juga, ada yang berhenti di depan halte itu. Seorang lelaki yang menaiki motor berwarna hitam. Wauu, keren sekali. Lelaki itu sedang memakain helm, dan setelah dibuka, aku sangat kaget kalau itu adalah Adnan.

Setelah itu, Adnan menghampiri ku.
“kok kamu gak pulang?”, tanya Adnan kepada ku.
“eh, gini, aku lagi nunggu taksi, tapi dari tadi gak yang lewat”, jawabku sedikit tergagap sangkin deg-degkan nya.
“oohh, mau aku anterin gak?”, ajak nya.
“ah, beneran? Gak ngeropotin nih?” tanya ku kepadanya
“ya enggak lah. Rumah kamu di daerah Pondok Kelapa kan? Aku juga tinggal di daerah situ”
“ ouh ya udah. Aku ikut deh”, jawabku dengan kegirangannya. Apakan dia tahu kalau aku sangat senang dengan ajakkan nya?

Aku lalu diberinya helm berwarna hitam, sama denga helm yang dia pakai, lalu aku pun langsung naik ke atas motornya. Beberapa menit kemudian, kami pun langsung melaju di jalan raya.

Lalu aku berpikir, Adnan kan masih kelas 9 SMP? Kenapa dia udah boleh naik motor ya? Dan yang membuat ku bertanya, kenapa dia tahu daerah rumah ku?

Selanjutnya

26 Juli 2007

Pagi ini, aku masih merasa ngantuk. Yah begini lah nasib kalau sekolahnya jauh, kita harus bangun lebih pagi agar kita tidak kedapatan macet di jalan.

Setelah sudah sampai di sekolah, sekolah masih sepi. Kecuali adanya murid-murid kelas 9 yang berbaris di gerbang sambil memegang bunga mawar berwarna putih. Mereka langsung tersenyum kepada ku.
“ini untuk kamu”, kata kak Lori,sembari memberi bunga mawar putih itu
“ini untuk kamu”, kata kak Sarah
“ini untuk kamu”, kata semua kakak kelas ku sembari memberi bunga itu.

Dan sampai lah aku di kelas ku. Dan di situ aku mendapat kan seseorang lelaki yang memegang bunga mawar warna merah yang di ikat dengan pita warna merah. Lalu aku mengira-ngira, siapa lelaki ini, apakah Adnan?

Dan ternyata dugaan ku benar. Lelaki itu Adnan, yang berpenampilan sangat beda. Dia memakai jaket berwarna hitam, (apakah itu warna kesukaannya? Karena itu juga warna kesukaan ku) lalu ada buket bunga mawar merah yang diikat dengan pita warna merah. Aku pun langsung mendekati Adnan.
“ini semua, kamu yang buat?”,tanyaku sambil tersenyum
“iya, dan aku pilih pagi hari karena kamu dateng nya pagi-pagi sama biar gak ketahuan guru”, jawabnya dengan senyumnya yang manis.
“ihh, dasar nakal”, kata ku sambil memukul bahunya.

Adnan hanya mengernyit sedikit. Lalu dia kembali bermuka serius. Dia langsung memegang tangan ku. Aku sempat ingin menarik tangan ku karena kaget, tapi dia memegang tangan ku dengar erat.
“Aurelia, aku suka sama kamu, aku betuk-betul sayang sama kamu, semenjak pertama kali kita bertemu. Kamu mau gak jadi perempuan pertama yang nemenin aku?”, katanya dengan lembut dan membuat ku ingin meleleh.
“ hmm, gimana ya?.. hmm, mau deh”, kata ku sambil mengangguk.

Adnan pun tersenyum dan ingin memelukku, tapi aku tahan.
“gak baik mesrah-mesrahan di sekolah”, kata ku sambil memegang tangan nya.
Dari luar kelas pun, ternyata ada yang menguping kami jadian, temen-temennya Adnan, sama Fero dan Shana. Loh kok mereka udah dateng jam segini.

Setelah itu lah, aku dan Adnan, resmi jadian.

Selanjutnya

26 Juli 2008

“sekarang mau makan dimana?”, tanya Adnan kepada ku
“di mana ya?,, di situ aja yuk”, kata ku sambil menunjuk tempat makan sushi faforit ku. Kami pun langsung pergi menuju tempat itu.

Kami, aku dan Adnan, sedang berada di daerah deket sekolah ku. Kami kebetulan baru selesai dari eskul di sekolah masing-masing. Karena kebetulan perut kami keroncongan, kami pun mencari makan yang ada di sekitar sekolah. Kebetulan di sekitar sini tempat makan nya enak-enak. Dari yang tradisional sampai internasional ada di sini.

Dan karena kebetulan juga, kami sedang merayakan anniversary jadian kami yang ke 1 tahun. Ahh, gak nyangka sudah satu tahun kami pacaran. Oh iya, dan juga sekalian merayakan kelulusan Adnan dan sudah menjadi anak SMA. Walaupun telat, tapi gak papa dong
Setelah kita mendapat kan tempat, kami melihat menu makanan yang telah di sediakan oleh pelayan. Setelah memesan, kami pun langsung ngobrol-ngobrol.
“Rel, gak nyangka ya, udah setahun kita jadian.”, kata Adnan di barengi dengan senyumnya.
“iya. Aku seneng banget deh”, sambil memegang tangan Adnan. Adnan membalasnya dengan meremas tangan ku dengan kuat. Aku sampai meringis kesakitan
“Rel, kalau seandainya aku pergi jauh gimana?”
“ahh, kok Adnan ngomong gitu sih.”
“gak, kan kalau seandainya aja”
“tapi kan aku jadi takut”, kata ku sambil merangkul tangan Adnan.

Adnan menarik tangannya, dan merangkul bahu ku. Dia menciumi dahi ku. Itu pertama kali dalam sejarah kalau aku di cium oleh cowok. Aku senang sekali.
“tenang aja, aku gak akan pergi kok. Aku akan tetap di sini nemenin kamu,jagain kamu, dan ngelindungin kamu”, katanya sambil mengelus rambut ku.
“ janji ya?”, kataku sambil mengacungkan jari kelingking ku
“iya janji”, jawabnya sambil mambalas acungan jari kelingking ku.

Beberapa menit kemudian, pesanan kami datang. Kami pun makan sambil berbincang sedikit.

Selanjutnya

Kami sekarang sudah berada di depan rumah ku. Adnan mengantar kan ku sampai depan rumah. Dia belum berani ketemu dengan keluarga ku, apa lagi dengan papa ku.
“ aku masuk ya..”,kata ku sambil memegang tangan nya.
“iya, udah malam, mendingan aku pulang”, katanya sambil membalas genggaman ku.

Aku lalu melihat langit, kelihatannya sedang mendung.
“kayaknya mau hujan, aku pinjemin jaket ya?”, tawarku kepada Adnan
“gak usah, nanti aku cepet sampai rumah kok”, katanya
“ya udah. Aku masuk ya.. dahh”
“Rel”, Adnan menahan ku masuk. Sesaat aku bingung, tetapi karena wajahnya ingin mendekat ke wajahku, aku tahu mau apa. Awalnya aku menjauh, tapi entah kenapa tubuh ku ingin mendekat terus. Dan lama-lama…

“Aurel”, panggil seseorang dari dalam, aku dan Adnan kaget sekali kalau yang memanggilku papa. Aduh gawat..
“ cepet kamu masuk..”, suruh papa ku
“udah gih, sana pulang”, kata ku sambil kepada Adnan
“ya udah, aku pulang dulu. Dah sayang” katanya sambil memakai helmnya.

Dan hari itu lah, hari terindah dalam hidup ku..

Selanjutnya

Aku sedang tiduran di kamar,setelah di ceramahin papa tadi, sekarang langsung tidur deh. Hari ini sangat melelahkan, sekaligus membahagiakan. Hihi.
Lalu, handphone ku berbunyi. Ahh, siapa sih yang ganggu malam-malam. Setelah kuliat layar handphoneku, ternyata tante Rini, mamanya Adnan.
“halo,assalamualaikum”, jawabku
“walaikumsalam, Aurel, kamu lagi dimana?”, tanya tante Rina kepadaku.
“lagi di rumah tan, memangnya kenapa tan?”
“kamu bisa gak ke rumah sakit?”
“loh mah, memangnya siapa yang sakit?”
“Adnan Rel, Adnan.., Adnan kecelakaan”

Suara tante Rina bagaikan petir yang telah menyambarku, sampai ke hati ku. Aku pun langsung menjatuhkan Handphoneku. Sesaat, tubuh ku merasa merinding. Dan setelah itu, aku langsung mengambil jaket ku dan meninggal kan rumah. Tanpa bilang-bilang dengan orantua ku, bahkan papa ku.

Selanjutnya

Sekarang, aku berada di lorong rumah sakit. Bersama Saskia, adik Adnan, yang sedang duduk di sampingku. Aku hanya menunduk sambil menahan tangis. Ternyata Adnan kecelakaan. Terjatuh dari motor karena terpeleset di jalan. Saat itu sedang hujan, dan jalanan sedang licin.


Di dalam kamar pasien, ada tante Rina, yang setia menunggu Adnan sampai sadar. Adnan koma. Karena mengalami gegar otak yang sangat berat. Itulah yang aku dengar dari tante Rina katakan padaku.

Berjam-jam aku di luar. Sampai-sampai aku mendengar ada suara tante Rina yang berteriak minta tolong.
“tolong, panggilkan dokter”, teriak tante Rina
Saskia yang mendengar langsung panik. Dia langsung pergi untuk memanggil dokter dan suster. Aku pun langsung masuk kedalam untuk melihat apa yang terjadi.

Setelah masuk, aku melihat Adnan yang sudah bermuka pucat. Aku memagang tangannya. Tangannya sangat dingin. Aku melihat mesin pengecek detak jantung. Garisnya lurus. Apakah itu berarti?..

Dokter dan suster langsung masuk kedalam kamar.
“ saya mohon kalian menjauh”, kata dokter itu.
Tapi aku tidak ingin menjauh dari Adnan. Aku ingin selalu di dekatnya. Tetapi karena suster menarik ku menjauhin Adnan, aku pun pasrah. Dan disaat itu lah, air mata ku menetes kembali.

Aku melihat dokter mengambil alat pemacu jantung. Suster pun langsung membuka baju Adnan yang di tempeli oleh alat pendeteksi detak jantung itu. Dokter langsung melakukan pekerjaannya. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya. Tetapi aku tahu kalau itu untuk memacu jantung seseorang. Apakah itu berarti jantung Adnan…

Aku pun ditarik oleh tante Rina untuk keluar. Aku pun mengikutinya. Saskia juga mengekor. Diluar kamar, tante Rina dan Saskia berdoa untuk Adnan agar tetap bertahan. Aku pun juga begitu, hanya saja aku mejauh dari mereka. Aku berdoa sendiri. Aku tidak bisa bergabung dengan mereka. Entahlah kenapa..

Setelah itu, dokter pun keluar, diiringin oleh suster. Tante Rina langsung mendekati dokter
“bagaimana keadaan anak saya?”,tanya tante Rina yang sedikit terisak
“maaf kan kami, kami sudah berusaha, tetapi, anak anda sudah tidak bisa tertolong lagi”, jawab dokter dengan sedikit pelan

Apa?! Apakah aku tidak salah dengar.. aku langsung mendekat ke dokter. Lalu aku liat sedikit ke dalam, di atas tempat tidur, Adnan sudah ditutupi oleh selimut. Seluruh tubuhnya. Aku langsung menangis, tidak bisa di bendung. Aku masuk kedalam kamar, dan aku mendakati tempat tidur Adnan. Perlahan aku membuka selimut itu. Perlahan tapi dengan pasti. Setelah seluruh wajah terlihat. Aku melihata wajah Adnan yang sangat pucat, tetapi tetap manis. Matanya sudah tertutup dengan rapat. Hanya saja bibir nya seperti tersenyum. Tersenyum kepadaku. Walaupun aku tahu, ada tante Rina dan Saskia, tetapi aku nekad, aku mencium dahinya. Itu adalah ciuman dari ku, yang pertama, dan terakhir untuk Adnan. Aku pun langsung menjauh dari Adnan. Agar air mataku tidak mengenai tubuh nya. Itu sangat tidak baik.

Tante Rina dan Saskia, langsung masuk kedalam kamar, mereka semua langsung menangis. Mereka langsung memeluk tubuh Adnan yang sudah tidak bernyawa. Aku hanya menangis di pojokan kamar. Menangis dengan sangat keras. Lalu, tubuh ku merasa merinding.. sangat merinding.. hingga aku tidak merasakan apa-apa lagi. Dan tertidur dengan lelap.

Selanjutnya

26 Juli 2010

Aku sekarang sedang melihat ke luar jendela. Di luar sedang hujan. Dan karena itu lah, aku mengingat kejadian 2 tahun yang lalu. Yang telah membuat ku menjadi pendiam sangat lama. Adnan sudah meninggal. Meninggal kan keluarganya, teman-temannya, dan orang yang sangat dikasihinya, aku

Aku sempat tahu, kalau aku adalah perempuan pertama yang telah menjadi kekasihnya. Padahal, banyak perempuan yang mengidolakannya. Tetapi, ternyata dia melihatku. Melihatku yang biasa-biasa saja.

Lalu, tiba-tiba, ada seseorang yang masuk ke kamar ku. Ternyata Fero, yang ditemani oleh papaku. Dia memang sudah menjadi sahabat ku sangat lama. Sampai sekarang kami kembali satu sekolah di SMA. Dan karena aku masih di protect oleh papaku, papaku sampai harus mengenal Fero dengan dekat sangat lama.
“ hai Rel”, sapanya kepada ku. Aku hanya membalasnya dengan senyum
Papa langsung meninggalkan kami berdua, walaupun sedikit curiga. Padahal kecurigaan itu tidak terbukti.
“tumban, kesini. Bukannya kamu takut sama papa aku?”, tanyaku kepada Fero.
“lah, kalau demi ini. gw relain”, jawabnya
“ demi apaan?”
“nih, ada surat”, kata Fero sambil memberikan sepuncuk surat kepada ku.

Aku mengambil surat itu. Aku lihat-lihat dulu, kelihatanya surat ini sudah sangat lama. Terbukti dari amplop yang sudah sedikit lecek. Aku buka surat itu, dan kubaca isinya. Aku sangat kaget kalau surat itu ditulis oleh Adnan 3 tahun lalu, sebelum kami jadian.

Aku tidak mungkin menceritkan semua surat ini, karena isi nya sangat panjang. Tetapi ada satu tulisan yang membuat ku ingin menangis.

walaupun aku sudah pergi, tapi aku akan tetap selalu disisi kamu, disamping kamu. Sambil jagain kamu, ngelindungi kamu, dan memelukmu agar kamu tidak kedinginan.

Ku pikir dia juga menyukai kata-kata itu, karena dia menulis kata-kata itu dengan warna pink yang soft. Aku langsung mendekatkan surat itu ke dada ku. Hmmm rasanya seperti selalu di dekat Adnan.
“ seneng dapet surat itu?”, tanya Fero kepadaku
“kok kamu baru kasih ke aku sekarang sih?”
“ya disuruh sama dia 3 tahun setelah kalian jadian. Nah kan udah tahun ke-3”, jawabnya.

Tetapi, aku masih bingung. Kenapa Adnan memberikan surat ini setelah 3 tahun kita jadian?, Lalu kenapa ada kata-kata seperti ini di surat yang di buatnya?, apakah dia tahu kalau dia akan pergi?

Ya sudahlah, aku tidak ingin memikirkan yang lama. Yang lalu, biarlah berlalu, jangan memikirkan masa lalu yang menyakitkan, karena akan membuatku gila..

…THE END…

Sabtu, 03 April 2010

pemberontakan gw yang selama ini belom tercapai...

1. mau punya kamar sendiri

gw sebenarnya mau punya kamar sendiri. tapi karena adek gw juga tidur sama gw, jadinya gw merasa kalau kamar itu bukan punya gw doang.

2. mau bisa jalan-jalan ke mall bareng temen-temen.

gw selama ini gak dibolehin jalan-jalan ke mall sama mama. bolehnya kalau sama sodara atau sama keluarga sendiri. jadinya gw gak terlalu punya temen dan kurang gaul.

3. mau punya uang jajan bulanan.

ok selama ini gw jarang dikasih uang bulanan. seringnya uang harian.

dan masih banyak lagi.

Kamis, 01 April 2010

akhirnya UN sudah selesai

ah.. sudah lama ya gak nulis blog ( padahal baru beberapa minggu ). padahal banyak banget cerita yang mau gw kasih tahu kepada kalian. tapi karena mau UN , jadi gw berhenti dulu dari pekerjaan menjadi penulis blog selama sebulan. hehe

dan sekarang, gw sudah selesai UN. dari tanggal 29 maret-sampai 1 april, gw sudah menjalani tes-tes yang menentukan cara belajar gw selama 3 tahun ini, dan itu membuat gw deg-deg kan.

well, sebenarnya gw gak deg-degkan. malah gw mikir UN alias ujian nasinal itu gw anggap sebagai ulangan harian yang di lakukan setiap hari. hehehe, tapi bedanya gw harus belajar dengan buku yang sangat tebal.

sebenarnya persiapannya sudah dari tahun lalu, tahun 2009, apalagi di tambah dengan pengumumam bahwa UN di percepat samapi bulan Maret, wah tambah berabeh kita. makanya, kita semua kudu belajar dengan serius menjelang UN.

di saat UN nyontek? beh, di jamin gak bisa. soalnya yang jaga bukan guru yang dari sekolah kita, tapi dari sekolah lain. dan yang dikirim tuh pasti killer-killer. jadi memang harus murni kerjaan kita sendiri. makanya harus belajar dengan giat.

nah yang lebih parah, gw lagi sakit disaat ujian pelajaran MATEMATIKA!!! huaaaa tambah ribet saja. kepala gw tambah nyutnyutan lagi saat mengerjakan soal y=3x-2. haha tau kan maksud ku??

udah yah, cuman segitu saja yang mau gw ceritain. nanti besok kalau ada cerita lagi gw tulis kok di blog gw. byeee