Sabtu, 28 Maret 2009

hujan selalu datang di saat aku sedih ( tuh hujan ngejek gw yaa!!!)

sumpah!! hari ini hari yang paling suram buat gw. gw gak naik tingkat di LIA. oh my god. baru pertama kali gw gak naik, dan itu membuat gw syok berat. lo tau gak sih, gw tuh padahal dah susah payah belajar setengan Tewas tau. trus gw tuh dah gak nulis blog berhari hari cuman belajar 10 jam!!. coba.. 10 JAM. waktu yang lebih lama dari pada tidur gw yang cuma 8 jam. aku sudah down bangetttttttt, aku dah nangis terusssss. dari lia sampai pulang gw nangissssssssssssssss terusss. sampai gw tau kalau hujan sudah tarun. lebatt sekali. sumpah, di pikiran gw, tuh hujan ngejek gw yaaaaaa???

Sabtu, 07 Maret 2009

Sahabat Atau Penjajah??

"lo harus bantuin gw yaaaaaa???", rengek Lisa kepada Resti. Resti sudah pusing mendengar rengekkan Lisa yang membuat semua murid kelas VIII-D melihat mereka berdua. Resti ingin menolak Lisa untuk membantunya menyontek, tapii..... "yaudah, tar gw kasih tau ke semua orang kalau lo suka sama Doni, anak kelas VIII-C", ancam Lisa yang membuat Resti kelabakan. Resti langsung melotot kepada Lisa. Tapi, sikan Resti dibalas dengan senyuman licik Lisa " jadu lo mau kaann?" Resti hanya mengangguk dan Lisa Pun senang. Resti sangat menyesal, kenapa dia memberitahu rahasia terbesarnya ke Lisa, sahabatnya yang dia baru tahu kalau Lisa adalah perempuan licik. Resti jadi merasa lebih di manfaatin dari pada dijadikan sahabat sejati. Resti merasa bersalah setiap memberikan contekan kepada Lisa. Resti sudah tidak tahan lagi. Tapi......
******
Resti sedang duduk di kelas sambil baca buku IPA untuk ulangan nanti. Beberapa menit kemudian, ada laki-laki yang mendekatinya.
"Res, boleh minta tolong gak??" tanya laki-laki yang bernama Doni.
"Eh,oh, mau minta tolong apa?", tanya Resti yang gelagapan karena Doni ada di depan nya sekarang.
"Ehh,gini, aku cuman mau minta di ajarin Bahasa Indonesia aja. Tadi, di kelas ada ulangan Bahasa Indonesia kan??", kata Doni
"ehmm, iya sih tadi, ada ada ulangan Bahasa Indonesia", jawab Resti dengan gugup
"oke deh, kalau begitu tadi soalnya apa aja??", tanya Doni sambil duduk di samping Resti. Resti jadi tambah deg-degkan.
"sebenarnya, aku gak suka ngasih tau soal ulangan ke kelas lain. Takutnya mereka nilainya lebih bagus lagi", kata Resti sambil tersenyum. itu membuat Doni tersenyum juga.
" tapi kamu mau bantuin aku kan", tanya Doni
" yaaaaaaaaa kalau ngajarin, boleh lahh" jawab Resti.

Resti mengajari Doni Bahasa Indeonesia dari pelajarn yang mudah hingga yang gampang. Beberapa menit kemuadian, mereka berdua di hampiri oleh Lisa.
" ehh, ternyata Doni lagi ada disini. Don, ke kantin yuk temenin gw" minta Lisa dengan gaya manja nya.
" duh sorry deh. gw lagi belajar sama Resti" tolak Doni dengan ketus

Resti hanya diam. Dia hanya melihat tampang Lisa yang seperti bayi yang ingin di timang-timang terus.

" yaaa elah, belajar kan bisa kapan aja"
"tapi kan tar ada ulangan"
" kan lo bisa nyontek!" kata Lisa dengan nada keras.

Resti gak suka dengan kata-kata terakhir Lisa. " gak usaha banget sih", batin Resti untuk memdekripsikan Lisa. Resti jadi berfikir kalau Lisa bukan lah sahabat terbaik, melain kan penjajah yang harus di lawan.
" kayaknya perbuatan menyontek itu gak terpuji deh", sela Resti dengan nada emosi.
" heh, gw lagi gak ngomong ya sama lo". bentak Lisa.

" tapi emang benerkan?"
" eh. diem aja deh lo, lo mau gw sebarin rahasia lo?", ancam Lisa.
"heh, emang nya gw takut. Sebarin aja. Gw dah gak mau disuruh-suruh lagi cuman peke ancaman seperti itu!" jawab Resti dengan suara yang tegas. " Lagi pula lo pengecut banget sih. pake ancaman segala"

Perkataan terakhir Resti membuat Lisa geram. Doni yang dari tadi melihat adu mulut dua sahabat yang keliatan nya sudah bukan sahabat lagi ini, langsung menengahi mereka.
" stop. udah dong. kalian jangan berkelahi. kalian dari tadi di liatin orang" kata Doni sambil menengahi.

Resti memang sudah lama gak marah seperti ini. Jadi, mungkin ini puncak nya. Lisa pun pergi dari tempat itu.

Doni sekarang melihat Resti. Dia tahu sekali, bahwa Resti sangat tertekan.

******

Keesokan harinya. Resti datang seperti biasa. Lebih pagi dari murid yang lain. Entah kenapa, untuk hari ini, murid lain sudah banyak yang datang. Dab abeh nya, semua murid melihat kepadanya. Resti jadi tambah bingung karena ada yang berbisik-bisik.


Setelah memasuki kelas, keadaan semakin membuat Resti bingung. Semua anak pada bisik-biski semenjak Resti datang. Resti cepat-cepat pergi ke tempat duduk nya. Baru saja duduk, Dona, siswi yang sekelas dengan Doni, menghampirnya

" heh!!!, gw mau ngomong sama lo!!!", getak Dona sambil memukul meja. resti sampai kaget di buat nya.

*****

Resti di bawa oleh Dona ke belakang sekolah. Disana sudah ada, teman-teman Dona dan ......, ah, Lisa. Resti kaget meliaht Lisa ada Disana.
" ehh, mau.... ngomong apa yah?", tanya Resti dengan suara gemetaran.

Tiba-tiba Sonia, Teman Dona, Mendorong Resti hingga terjatuh. Resti merasa dirinya dalam bahaya.

*****

Doni berjalan menuju kelas VIII-D dia mau mencari Resti karena masih khawatir tentang kejadian kemarin.
"Liat Resti gak?", tanya Doni kepada Cleo, teman sekelas Resti
" APA?!! lo masih nyari tuh anak Resti. lo gak tau apa tuh anak cupu suka sama lo. Bukan nya ngejauh malah makin deket", kata Cleo blak-blakan

Doni kaget dengar itu. "hah yang bener", batin nya. Berita itu sedikit membuat senyum di wajahnya.
" tapi sekarang Resti dimana?"
" setau gw, tadi di samperin sama Dona, Trus di bawa pergi", jawab Cleo

Doni jadi bingung, biasanya Dona kalau ada urusan dengan siswa lain selain teman nya, selain temannya, kalau ada masalah. Tapi..... muka Doni jadi telihat khawatir

Doni langsung pergi dari tempat itu. Dia tahu kalau masalah mereka berdua hanyalah salah paham.
*****
Resti sudah gak kuat lagi. Dari tadi dia berusaha untuk menghindari dari serangan teman-teman Dona. Tapi tidak berhasil.

" lo masih mau lawan. HEH!!", bantak Lisa sambil menampar Resti. Resti menahan kesakitan yang sangat sakit.
" Lev, ambil kayu", suruh Dona kepada temannya, Levi. Levi mengambil kayu dan langsung di berikan kepada Dona.
"Lis, pegang tangannya", suruh Dona kepada Lisa. Lisa langsung menarik tangan Resti. Resti merasa ada yang patah setelah di tarik Lisa. Dan itu sangat sakit sekali.
" nih, persembahan gw yang terakhir", kata Dona sambil bersiap-siap memukul tangan Resti.
" Jangan..", rintih Resti. Dia sudah tidak kuat untuk berdiri, mungkin untuk hidup pun juga tidak.

Dona sudah siap untuk memukul tangan Resti, tapi tiba-tiba, ada suara yang membuat Dona kaget

"hentikan", suara Doni yang menggelegar. Doni bersama teman-temannya langsung mengepung mereka semua, termaksud Lisa. Doni langsung menolong Lisa yang sebentar lagi pingsan.

*****
Resti merasa kepalanya masih sangat pusing. Dia sekarang sudah sadar. Dia belum ingat apa yang terjadi terakhir kali.

Sekarang di sekeliling nya sudah ada mama,papa,dan Rasti, adiknya.
" ya ampun, syukurlah kamu selamat Resti', kata mama sambil histeris. papa cuma menghela napas karena Resti sudah sadar.
" AKHHH, kakak dah sadar", teriak Rasti yang sedikit melengking. Resti sekarang sudah berada di Rumah Sakit Persahabatan Rawa Mangun.

*****
" Resti, Rasti, sekarang mama sama papa makan dulu ya. Rasti mau apa?", tanya mama saat ingin siap-siap pergi
" aku mau ayam ketangki aja deh" jawab Rasti. Resti yang tidak di tanya langsung cemberut
" Aku gak di tanya??", tanya rasti sambil cemberut
" ya kan kamu sudah dapat makanan dari rumah sakit. gratis lagi", sahut papa.
" yeeee, itu gak gratis pa", kata mama cepat.

Mama dan papa pun pergi. Resti ngobrol dengan Rasti tentang kejadian kemarin. dia ingin tahu, siapa yang menolongnya.
" Ras, kamu tahu gak, siapa yang nolong kakak?", tanya Resti
" hmmm, kemarin sih yang ada di Rumah sakit guru kakak, trus temen kakak yang pernah aku liat. sama temen kakak yang belom pernah aku liat" jawab Rasti

" temen kakak yang belum kamu liat itu namanya siapa?"
" kalau gak salah cowok namanya Don.. Don.."
" Doni maksud kamu?"
" iya kak, Doni. orangnya cakep ya kak"

Mendengar perkataan adiknya, Resti langsung senyum-senyum sendiri.
" kak, aku mau jajan ke kantin Rumah sakit dulu ya" kata Rasti yang langsung bersiap-siap pergi
"iya, jangan lama-lama yaaa"

Beberapa menit kemudian, Pintu kamar terbuka. Sangking kagetnya, Resti pun langsung pura-pura tidur. Ternyata yang masuk Doni sambil membawa buket bunga mawar putih. Doni sedikit kecewa karena Resti sedang tidur. Padahal enggak tuh.

Doni menaruh buket bunganya di vas yang ada di lemari kecil. Lalu dia duduk di kursi dekat kasur. Dekat Resti

Resti belom tahu kalau yang tadi masuk adalah Doni. Doni dari tadi melihat Resti yang sedang tertidur. Lalu Doni mengelus dahi Resti, secara spontan(uhuy, hehe. penulisnya lagi gila) , Resti langsung terbangun dan kaget melihat Doni yang ada di sampingnya
"khaaaaaaaaaaaaaaaaaa", teriak Resti. Tapi Doni langsung menutup mulut Resti.

*****
" jadi Lisa, Dona, dan teman-temannya sudah di keluarin?", tanya Resti kepada Doni.
" yaa, begitulah. Gimana tangannya, masih sakit?", tanya Doni sambil memegangResti. Saat di pegang, Resti merasa ngilu di tangannya.
" awuuuuuuu"
" duh, sorry-sorry lo gak papa kan?" kata Doni sampai gak berani lagi megang tangan Resti.
" gak papa kok. gak papa", kata Resti yang menjauhkan tangannya dari tangan Doni. takut sakit lagi.

Beberapa menit ngobrol banyak banget, Doni jadi teringat dengan kata-kata Cleo kemarin. langsung saja di bahas oleh Doni.
" oh iya, Res, sebenarnya bener gak sih, lo suka ma gw?", kata Doni. pada saat itu Resti sedang minum langsung tersedak mendengar kata kata Doni. Resti langsung merah mukanya. sedang kan Doni langsung menolong Resti yang sedang tersedak. diam diam Doni membisikan sesuatu.
" gak papa kok, aku seneng" bisik Doni yang membuat senyum di wajah Resti.

The End

pesan: jangan lah kamu memanfaatkan teman yang sudah baim kepada kita. berbuat lah baik juga kepada mereka