Hari ini sama
dengan hari biasanya, sama sibuknya, sama capeknya, dan sama bosannya. Kalau
yang buat jomblo-jomblo sih, pasti bakal terasa seperti itu, ya gak? Aku yang
terlalu sibuk dengan keadaan ku sekarang, dengan pelajaran SMA yang membosankan,
kalau otak di ibarat kan manusia, pasti otakku sudah kering kerontang karena
disuruh kerja terus. Di tambah lagi aku jomblo, tidak ada yang bisa di ajak
jalan-jalan berduaan deh.
Pasti kalian pikir aku ini tidak
pernah pacaran ya? Kalian salah besar. Mungkin di antara perempuan-perempuan di
sekolahku, mungkin aku yang paling banyak mantan. Semasa SMP saja mungkin
setahun bisa 3 sampai 4 laki-laki ku pacari. Parahnya lagi gara-gara itu aku
sering di sebut playgirl sama anak-anak. Kenyataannya, tidak sama sekali.
Aku tidak terlalu muluk-muluk untuk
tipe pacar yang ku cari, hanya terima aku apa adanya. Just it! Kalau kata
anak-anak sih, aku juga orangnya bisa dibilang sangat perhatian, tidak juga
dengan sahabat-sahabat ku tetapi dengan pacar ku. Itu pun kalau ada. Sayangnya,
karena aku terlalu sibuk dengan tugas sekolah, dan protect nya orang tua,
jadinya aku jadi kurang gaul. Tapi setidaknya, aku ini perempuan baik yang
bakal jodoh yang baik kan?
Aku mempunyai cerita yang sangat
menarik, dan setidaknya ini tidak sebosan hidupku yang lalu-lalu. Oh iya
mungkin ini cerita yang sedikit berlebihan, tetapi ini kenyataan.
♥♥☺♥♥
Empat bulan yang
lalu....
Aku baru saja sampai sekolah, dengan
keadaan masih mengantuk-ngantuk.. aahhh semenjak SMA aku suka telat tidur
gara-gara mengerjakan tugas yang banyak. Yah aku emang masih kelas X, so
masih ada sifat SMP nya laah.
Setelah naik
tangga menuju kelas, kelihatannya masih sepi. Mungkin karena masih jam 06:00.
saat kaki menginjak lantai kelas, aku sudah melihat teman-teman kelas ku sudah
datang, tidak banyak sih, hanya 8 orang, tetapi setidaknya aku melihat teman
sebangku ku, Cia, sudah ada ditempat.
“pagi
Ciaaaa”, sapa ku kepada Cia
“pagi juga
Jesi, tumben semangat banget”, kata Cia kepada ku.
Hah? Emangnya lemes-lemes seperti
orang baru tidur jam 3 pagi ini dibilang semangat? Ah ngawur Cia.
“iya nih
lagi semangat aja sekolah, habis masih hari Senin”, kata ku kepada Cia
“ oh iya udah ngerjain Matematika belom?”, tanya Cia
kepadaku
“udah sih, tapi tidak sampai 1 Bab aku kerjain”
“lihat dong, aku ada yang tidak ngerti”, kata Cia dengan
muka mesem-mesem penuh harapan.
Aku sih tidak
keberatan kalau kasih lihat PR Matematika ke temen, karena…. ITU MATEMATIKA! Kalau
kamu menjadi aku yang sekolah di sini dengan guru Matematika yang sadisnya
minta ampun, mungkin kamu bakal minta atau bahkan memaksa mama dan papa kamu
untuk memindahkan kamu dari sekolah ini.
Kalau aku
sih tidak mungkin pindah sekolah, udah uang sekolah dan IPDB nya murah dari
sekolah yang lain, please deh aku masih mikirin kakak dan adik ku yang masih
sekolah juga. Pasti orang tuaku sudah kempat kempot membiayai hidup kami
bertiga.
Aku
langsung mengambil buku tulis Matematika ku yang sudah bertambah satu buku
tulis yang tebal lagi. Bayangin dong, gimana tidak cepat habis buku tebal ku
yang isinya 100 lembar dalam beberapa bulan saja kalau setiap bulan harus
selesai tugas dalam 1 Bab tanpa tersisa.
Setelah
setengah jam berlalu, bel pun berbunyi. Karena hari Senin, jadi saatnya Upacara
Bendera. Huft, pasti panas banget hari ini. Aku mengajak Cia ke lapangan untuk
Upacara, Cia yang masih utak-atik dengan buku Matematikanya itu langsung
menutupnya dan mengambil topi di tasnya.
Ok, setelah dibawah, aku skip setelah
pertengahan Upacara, saat pengibaran Bendera Merah Putih, aku melihat 3 orang
teman ku yang sedang berjalan tegak menuju lapangan untuk mengibarkan bendera
sakral itu, dan saat teman ku ingin membuka membentangkan Benderanya, OH MY OH
GOD, sesuatu yang paling aku takutin terjadi, KEBALIK!! Ya ya benderanya
kebalik!! Dan saat itu aku dan teman-teman seperjuangan alias anak Paskibra
langsung tutup muka. Hmm gak tahu sih siapa yang tutup muka, kelihatannya hanya
aku.
Kebetulan sekali, yang lagi jadi
pemimpin Upacara adalah senior ku di Paskibra, jadi tanpa disuruh, dia langsung
memerintahkan para peserta upacara untuk balik kanan. suasana makin ricuh
setelah itu, saat aku balik kanan, aku baru sadar si Cia ketawa-ketawa lihat di
barisan lain ada yang tidak balik kanan, yang paling anehnya, malah dadah-dadah
lagi. Setelah ku lihat dengan mata rada melotot, aku baru tahu kalau itu anak
laki-laki dari kelas lain. Setelah ku lihat tajam seperti itu, anak laki-laki
itu baru sadar, dan balik kanan. Haha ampuh juga tampang galak ku yang dari
dulu melagenda ini.
Beberapa menit kemudian, ada
perintah lagi untuk balik kanan, ok berarti soal insiden “bendera kebalik” itu
sudah selesai. Lalu Upacara berjalan kembali seperti biasa.
Yang bikin aku Badmood sih, setelah
upacara selesai, seluruh anak Paskibra pada kumpul dan dimarahin sama staf
kesiswaan. Ini sih tidak usah ditanya lagi ngapain selanjutnya, pasti di suruh
push-up 50 kali dan lari keliling lapangan 10 kali.
♥♥☺♥♥
Capek sekali ya hari ini, mungkin karena olah raga pagi gara-gara insiden
tadi. Aku sekarang lagi makan siang dengan Cia dan Lika. Ok Lika ini teman kami
yang bisa diandalkan kalau lagi bingung dalam pelajaran, tapi kalau kasih
contekan rada pelit sih, cuman tidak apa-apalah, yang menting masih mau
ngajarin.
Kami bertiga memesan makanan yang
sama, yaitu pecel ayam, emang sih
makanan ini masih baru di kantin sekolah, jadi kami penasaran dan coba. Sumpah
boo, sambelnya nendang juga ya.
Saat kami enak-enaknya
menyantap makanan kami, ada sekelompok laki-laki yang menghampiri meja tempat
kami makan. Ok aku sama sekali tidak kenal sama mereka, tetapi sepertinya Lika
kenal.
“hi cewek-cewek makan sendiri aja nih”, kata salah satu
lelaki menghampiri kami
“ apaan sih Lek, bikin nafsu makan aku hilang aja, lagi pula
aku tuh makan bertiga, gak liat?”, kata Lika Sewot kepada lelaki itu.
“hah? Lek? Namanya Jelek?? Hahahaha”, kata Cia menyambar
yang membuat kami bertiga ketawa.
Tiba-tiba
ada cowok yang duduk di depan aku, dan saat ku lihat, ternyata cowok itu yang
tadi dadah-dadah pas Upacara,nih ngapain lagi? mau dendam yang sama aku karena
aku pelototin. Duh jadi merinding.
“enak aja nama aku Jelek, nama saya tuh Leksa tahu” jawab
cowok yang bernama Leksa itu.
Aku yang
daritadi hanya melihat cowok iseng itu sambil memakan makanan ku, tiba-tiba
cowok di depan ku mencolek tangan ku.
“ihh, apaan sih colek-colek”, jawab ku sama cowok itu
“enggak kok, cumin pengin kenalan aja, hehehehe”, kata cowok
itu sambil cengengesan. Nih cowok kenapa sih? Kena ayan ya?
“nama aku Jason, kita belum pernah kenalan kan?”, kata cowok itu sambil memberikan
tangannya sebagai tanda kenalan
Aku yang
masih cengak-cengok disini karena bingung karena tiba-tiba ada laki-laki yang
ngajak kenalan. Apalagi nih cowok juga rada sengak lagi, ketahuan pasti nakal
banget nih.
“Jes, Ci, mending pergi aja yuk ke kelas”, ajak Lika yang
sudah selesai makan. Aku dan Cia juga sudah selesai, karena itu kami langsung
beranjak dari meja, tetapi ada cowok satu lagi (dan kali ini gak bakal nambah
sueer -.-) yang menghadang kami pergi.
“eit, mau kemana? Kok kita datang malah pergi sih?”, tanya
cowok itu kepada kami
“mau ke kelas banyak tugas”, kata Lika ketus. Kami pun langsung pergi dari meja itu.
Saat meninggalkan kantin, aku yang
tangan nya di gandeng sama Cia, melihat ke belakang, Jason masih saja melihat
ke arah ku, seperti ada arti yang bermakna di matanya, aku langsung melengos
pergi dan tidak melihat mereka lagi.
♥♥☺♥♥
3 minggu semenjak kejadian itu, aku
jadi semakin risih dengan kehidupanku. Semenjak ada Jason, Leksa dan Vano yang
sudah ku kenal, mereka jadi sering gangguin aku terus. Gak sampai ke fisik sih,
cuman yaa HELL-OOO, masa sampai telfon aku berkali-kali di jam pelajaran Bu
Tani, Guru Matematika!
Tahu sendiri kan guru Matematika aku
seperti apa. Seminggu yang lalu saat kelas X-B dimarahin sama Bu Tani gara-gara
si Ketua kelas gak jelas itu malah cabut pelajaran Matematika 1 jam, aku dapat
telfon dari privite number, dan aku bodohnya lupa silent, jadinya kedenger deh
bunyi ringtune HP yang nyaring. Untungnya sih aku sadar dan langsung matiin,
cuman setelah dimatiin, dan aku lihat ke depan perhatiin Bu Tani, aku ngelihat
Bu Tani menatap ku dengan tajam, aku langsung nyengir-nyengir gak jelas gitu
deh. Lanjutannya sih, tiba-tiba bel pergantian jam sudah berdering deh, jadi
saatnya moving class dan Bu Tani tidak berkoar-koar lagi deh seperti burung
gagak.
Saat istirahat, aku dan kawan-kawan
yang pastinya Cia dan Lika sudah mendapatkan Jason and the genk udah
duduk-duduk manis di meja tempat biasa kami makan di kantin.
“hi Jesi, gimana
tadi? Kok gak angkat telfonnya sih?”, kata Jason ke pada ku.
Oh my oh god, ternyata itu
Jason. Aku langsung marah-marah kepada Jason, Cia, Lika, Leksa dan Vano malah
ketawa-ketawa lihat kelakuan kami di kantin.
Tetapi
anehnya, aku lihat Cia dan Lika malah akrab sama trio bengal ini. Aku kenapa
masih canggung ya sama ketiga cowok ini? apa aku emang kurang bisa membaur ya
sama pergaulan baru. Ah jalanin saja lah.
Sekarang
Lika sedang main ke rumah ku. Aku mau minta ajarin di pelajaran Kimia yang
emang selalu mumet di otak ku. Tetapi emang dasarnya cewek, kita bukannya
belajar malah curhat-curhat dan cerita ini itu.
“oh iya Jes, masa si Jason pengin tahu rumah kamu”, kata
Lika sama aku
“hah?, kapan nanya nya?”, tanya ku ke pada Lika
“nih SMS sama
dia, katanya mau ketemu sama kamu”
“hah?, ngapain??, ada keperluan apa?”
“bentar aku tanya lagi”, kata Lika yang langsung mengetik
SMS ke Jason.
Ya Ampun
nih Jason ngapain sih ke rumah. Terus kenapa juga harus tanya Lika dimana rumah
aku, kan bisa
nanya langsung ke aku. Hmmm dasar cowok ya aneh.
“Eh Lik, kok waktu pertama kali ketemu Jason sama yang lain,
kamu udah enak sih ngomongnya?”, tanya ku kepada Lika
“oohh, yang waktu di kantin. Iya soalnya mereka satu eskul
sama aku, eskul multimedia. Terus mereka loh yang paling jago ngambil foto,
selalu yang paling bagus dari yang lain”, jawab Lika panjang lebar.
“wau, pakai
kamera apa? SLR?”
“iya,
mereka katanya sih ngoleksi SLR gitu, maklum kan orang yang lumayan
berkecukupan, jadi bisa beli ini itu deh”
“oohh,
gituu, mereka pintar gak sih kalau sisi akademi?”
“Pintar kok. Kan Jason anak OSN Matematika”
“what? Are you kidding??, kok aku gak tahuu, kan anak OSN Matematika
Famous semua”
“kurang tahu deh. Lagi pula waktu di calonin jadi pengurus
OSIS, dia nolak, padahal anak OSN Matematika kebanyakan jadi pengurus OSIS”
Tiba-tiba HP Lika berbunyi, tanda
ada SMS. Setelah dilihat, ternyata dari Jason.
“Jes, kata
Jason, mau main aja, sambil nanya Matematika, kan kamu rumus Matematikanya
banyak”, kata Lika kepada ku
“ ya udah
deh, kasih tahu aja alamat rumah aku”, kata aku kepada Lika
Lika
kembali mengetik SMS nya. Dan baru beberapa menit sudah terbalas.
“katanya datang jam setengah 7, pokoknya habis Sholat Mahgrib”
“hah? Sore banget, ya udah deh”, kata aku yang sekarang
tiduran di kasur.
“kok aku jadi punya feeling deh, kalau Jason suka sama kamu
Jes”
“hahahaha, kamu
bercanda aja sih Lik”
“masalahnya,
setahu aku Jason jarang loh bisa deket sama cewek”
“trus emang
nya cuman aku doang yang Jason deket, kamu sama Cia kan juga”
“tapi dia kan
lebih sering deketin kamu”
“tapi kan di
gangguin aku terus”
“tapi tetep aja
kan dia jadinya malah deket sama kamu”
Dengan kata-kata Lika yang terakhir,
itu membuat aku berfikir dua kali, apa mungkin Jason suka sama aku? Atau cuman
mau mempermainkan saja? Please deh kehidupan cinta aku tuh suram banget.
Kebanyakan putus semua dan itu karena semua bosan sama aku. Parahnya, semua
hubungan berakhir setelah 3 bulan lagi.
“Lik, kamu jangan
buat aku kegeeran gini dong”, kata ku langsung ngedempet-dempet ke Lika yang
juga tiduran di samping ku.
“ya ampun
emangnya aku suka bikin kamu kegeeran? , feeling aku kadang kuat loh Jes”, kata
Lika sangat yakin.
“Ya sudah deh lihat saja nanti”
“ok deh, kalau gitu aku pulang ya, udah jam 5”, kata Lika
sambil beranjak dari tempat tidur.
“yah, cepat banget sih pulangnya, nanti aku gimana kalau
Jason datang?”, tanya aku sambil merengek ke Lika
“ ya Sudah santai aja sayang, seperti teman belajar yang
baik. Ok”
Lika lalu mengambil tas nya dan aku
menemani Lika sampai pager rumah. Lalu aku langsung masuk lagi ke kamar dan
merenungkan nanti apa yang terjadi kalau Jason datang. Karena sambil tiduran
mikirnya, lama-lama aku malah ketiduran deh.
♥♥☺♥♥
“Neng, neng bangun neng ada yang nyariin”
Aku terbangun
oleh suara si mbok yang memanggil-manggil.
“Ada apa mbook??
Ngantuk nih..”, jawab ku sambil menyumpalkan wajah ke guling
“anu non ada yang
nyariin cowok”, jawab mbok yang pelan.
Hah? Cowok? Bentar.. what
time is it now?. Aku lihat jam weker ku
sudah jam
18:30. Astafirullah, belum sholat, belum mandi, belum ganti
baju masih pakai baju sekolah. dan JASON UDAH DATANG!!
“mbok, suruh temennya masuk dulu, aku mau mandi ya”, kata ku
ke pada mbok nya
“oh, ya sudah, mbok bilang dulu”, kata mbok yang langsung
pergi dari kamar.
Aku
langsung masuk kamar mandi dan mandi jebar-jebur gak karuan, sabunan aja cuman
ngusap dikit. Kurang dari 10 menit aku udah selesai. Aku cari baju yang sesuai
buat ketemu cowok, cuman bingung mau pakai apa. Aduh, ya udah deh pakai celana
pendek sama kaos putih saja.
Saat aku ke
ruang tamu, Jason nya tidak ada, lalu aku check aja ke luar, ternyata dia ada
di luar duduk-duduk di motornya yang udah masuk ke garasi rumah.
“Hi Jason,
sorry ya, lama”, sapa ku kepada Jason. Jason langsung melihat ku dari
ujung
kaki ke ujung kepala.
“Jason gak usah ngelihatin aku seperti itu, kan aku baru mandi”,
lanjut ku sambil cemberut karena Jason sudah memandangku seperti itu.
“ baru mandi ya? Soalnya wajahnya masih seger gitu”, kata
Jason langsung
“eh iya nih, soalnya habis bangun tidur gitu, capek banget
hari ini, sorry ya”
“ gak papa kok, wajah nya jadi lebih asli kelihatannya, jadi
lebih manis, hehehe”
Lah, kenapa
jadi ngegombal gini?, ah Jason jangan bikin wajah aku jadi kayak udang rebus
dong.
“ya udah yuk, masuk. Katanya mau diajarin Matematika”, kata
ku sambil mengajak Jason masuk.
“aku gak mau belajar disini, aku mau ajak kamu keluar”, kata
Jason sambil tersenyum… manis. Ku akui itu.
“ mau keluar kemana?? Udah malam loh. Aku gak terlalu suka
keluar malam”
“ tenang
aja, cuman ke café Choco kok”
Ohh, Cafe Choco. Cafe yang
selalu berisi anak muda yang trendy-trendy. Kebetulan sih dekat dengan rumah
ku.
“ hmm tapi aku ganti baju dulu”, kata ku sambil menunjukan
pakaian yang aku kenakan sekarang
“ ya sudah, tapi jangan kelamaan milih bajunya, kan bukan ngedate,
hahaha”, kata Jason sambil cengengesan.
“ enggak lah Jas”, aku langsung pergi masuk rumah dan 15
menit kemudian baru balik dengan pakaian yang rapi dan tas yang isinya buku
Matematika.
“udah yuk jalan”, kata Jason
“Yuk”, kata ku sambil tersenyum.
Aku lalu
naik ke atas motornya Jason yang kebetulan motor ninja gitu. Kalau boleh jujur
aku tidak terlalu suka dengan motor ninja karena kalau buat yang diboncengin,
tempat duduknya tidak enak. Masa harus nungging sih kalau mau pegangan.
Beberapa menit
kemudian, motor sudah melaju ke jalanan.
♥♥☺♥♥
Saat sampai di Cafe Choco, bukannya
belajar malah makan-makan. Aku sempat cemberut sama Jason karena sebenarnya dia
mau ngajak jalan. Huh! Dasar
Jason sukanya bohongin orang aja.
“thanks ya udah nemenin makan, hehehe”, kata Jason sambil
cengengesan.
“katanya belajar, kok malah makan sih, kan aku udah capek bawa-bawa buku”
“sorry deh, habis takutnya kamu gak mau kalau aku ajak
makan”
“ ya ampun, kalau aku lagi gak sibuk juga bakal aku temenin
kali Jason”
“bener bakal nemenin?”
“ iya janji deh aku bakal nemenin”
“iiihh so sweet banget sampai janji gitu”, ujar Jason sambil
sok imut gitu. Ih Jason apaan sih.
Malam ini
Jason tampilannya casual banget deh. Tapi keren. Ditambah lagi rambutnya yang
tebel trus hampir gondrong gitu, aku gak tahu apakan sekolah membolehkan rambut
gondrong apa enggak, tapi sumpah hari ini Jason keren banget.
“kenapa ngeliatin aku gitu Jes?”, tanya Jason tiba-tiba, aku
sampai kelabakan dibuatnya.
“ gak tahu ya, kamu beda banget sama kalau lagi sekolah”,
jawab ku dengan sangat jujur.
“ lebih ganteng yang sekarang ya?”
“ hmm, kalau boleh jujur sih, iya. Kamu pakaiannya lebih
rapi gitu”
“hehehe, akhirnya aku dibilang ganteng juga”, kata Jason
sambil bersyukur.
“ tapi kan
untuk malam ini, tahu deh besok nya”, kataku sambil cekikikan. Jason hanya
menanggapinya dengan ketawa kecil. Kami pun kembali serius dengan makanan kami.
Setelah
semua makanan sudah dihabiskan oleh kami berdua, aku dan Jason lalu membayar makanannya
dan langsung pulang. Sialnya, diluar sudah ada rintikan air yang sudah turun
dari atas langit. Aku melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 20:00. Ya
Ampun ini sudah malam sekali.
“Jason, mending pulang sekarang aja yuk, daripada nanti
sampai rumah kemalaman”
“tapi nanti kamu kehujanan, nanti besok sakit lagi”, kata
Jason kepadaku
“emangnya
kamu gak ada jas hujan”
“ada sih,
tapi cuman buat satu orang”
“ya udah
kan bisa dipakai berdua, aku masukin kepala ke jas hujan”, kata ku.
Dengan ide ku yang seperti
itu, Jason hanya mengiyakan. Dia lalu menerjang hujan menuju motornya yang
tidak jauh dari Cafe. Beberapa menit kemudian, Jason menghampiri ku dengan
motor lengkap dengan jas hujan yang sudah dipakainya. Aku langsung naik ke atas
motor dan memasukan kepala ku ke dalam jas hujan.
Entah
kenapa saat di perjalanan, Jason lebih cepat membawa motor nya. Aku langsung
saja menegur Jason.
“ Jason, jangan cepat-cepat dong bawa motornya, lagi hujan
nih, nanti tergelincir”, tegur ku dengan keras karena suara ku diredam oleh
suara hujan.
“ iya iya, soalnya lagi hujan jadi mau cepat sampai rumah”,
kata Jason. Lama-lama kecepatan motornya sudah berkurang. Aku jadi lega
sekarang.
Saat sampai
dirumah, hujan belum juga reda, aku mengajak Jason untuk mampir dulu ke rumah.
Jason pun mengiyakan. Didalam rumahkun terlihat sepi sekali. Pasti si mbok udah
tidur deh. Untung bawa kunci cadangan jadi bisa masuk ke dalam rumah.
Aku
memberikan Jason handuk. Kepalanya walau sudah dipakaikan penutup kepala, tetapi
kepala Jason tetap kena air hujan. Sebenarnya dia ini pakai penutup kepala apa
enggak sih?
“thanks ya udah nemenin aku makan, sampai hujan-hujanan
gini”, kata Jason sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“iya kok. Setidaknya kan
malam ini aku ditraktir, hehehe”, kata ku sambil ketawa kecil.
“oh iya, rumah nya sepi banget, mbok kamu mana?”
“kalau udah jam segini sih kayaknya sudah tidur”
“kalau mama papa kamu?”, pertanyaan Jason bikin aku
tercengang. Oh God..
“mama papa aku, udah cerai waktu aku kelas 7 SMP, karena aku
bingung mau ikut siapa, jadinya aku dibeliin rumah buat ditinggal sendiri sama
mama”
“loh? Lalu yang ngebiayain kehidupan kamu siapa?”, Tanya
Jason yang sepertinya sangat polos sampai tidak sadar kalau sudah mengorek
kehidupan pribadiku
“papa rutin tiap bulan kirimin aku uang saku sama kebutuhan
yang ada dirumah, hmm bisa gak ganti topic pembicaraan?”, kata ku dengan
berusaha bertampang datar.
”oh, sorry sorry, gak ada maksud kok buat nanya yang seperti itu”, kata Jason gelagapan
sambil minta maaf.
“gak papa kok, oh iya aku bikinin teh hangat ya biar enakan
badannya”
“gak usah, gak usah repot-repot”
“gak papa kok, bentar aja”, kata ku dan langsung berdiri
dari sofa ruang tamu, tetapi tiba-tiba Jason memegang tangan ku, aku langsung
melihat Jason dan Jason melihat ku. Tatapan mata kami saling bertemu. Di saat
itu lah Jason langsung melepas
pegangannya dan jadi salah tingkah.
“sorry, udah malam. Kan
udah selesai hujannya, jadi aku pulang ya”, kata Jason, lalu dia berdiri.
“ oh ok. Udah jam setengah 10 malam, nanti dicariin”, kata
ku yang juga salah tingkah.
Jason lalu keluar dari rumah ku dan
aku mengantarnya sampai pagar rumah. Dan beberapa menit kemudian, Jason sudah pergi dari rumah ku. Setelah itu,
aku langsung masuk rumah dan berlari menuju kamar ku, dan aku langsung merenung
di atas tempat tidurku yang empuk,
Apa yang dikatakan Lika itu benar?
Apa Jason suka kepada ku?
AAKKHH DEPRESI MIKIRIN TENTANG JASON
Dan
beberapa menit kemudian, aku sudah tertidur lelap karena jam sudah menunjukkan
pukul 23:30.
♥♥☺♥♥
3 minggu
semenjak makan malam sama Jason, aku dan Jason jadi lebih sering berduaan di
kantin. Kami malah ngecuekin teman-teman kami yang ada disamping kami.
“kayaknya bentar lagi kita nerima PJ nih”, celetuk Vano yang
sedang memakan nasi gorengnya.
“hah? Siapa yang bakal kasih PJ?”, kata ku yang tadi sedang
ngobrol dengan Jason jadi berbelok arah ke Vano.
“sudah lah Vano gak usah dibahas, kita lihat aja
kelanjutannya”, sambung Lika.
Aku yang
pura-pura bodoh dengan apa yang dimaksud Vano malah menjadi canggung, dan
kelihatannya Jason menyadari kecanggungan itu. Beberapa menit kemudian, bel pun berbunyi, ternyata dewi fortuna sedang
dekat dengan ku. Aku, Cia, dan Lika langsung beranjak dari meja.
“udah ya kami mau
ke kelas, daaa”, kata Lika diikuti dadahan kami.
Aku lalu mengikuti kedua teman ku itu. Aku
sempat lihat kebelakang dan Jason seperti menatapku dan tersenyum. Aku menjadi
gelagapan dan menghadap ke depan kembali. Saat aku berjalan menuju kelas, aku
jadi berfikir
Sepertinya aku
mengalami dejavu ya?
♥♥☺♥♥
Malam ini
aku berada di kamar sambil tiduran. Bosan sekali karena besok hari Minggu dan
tidak sekolah. Jadinya di Saturday night ini aku sendirian dan tidak ada
kerjaan deh.
Iihh
lama-lama kalau tidak ada kerjaan gini, mending aku online aja deh. Sudah lama
tidak online karena terlalu sibuk. Aku lalu mengambil laptop ku yang ada di
lemari dan menyalakannya. Beberapa menit kemudian, laptop sudah beroperasi dan
aku langsung menyusuri koneksi internet yang jarang ku buka.
Aku online
Twitter, Facebook, dan Yahoo! Massenger (YM). Ternyata banyak sekali friend’s
request nya di Facebook maupun YM, aku hanya confirm yang aku kenal saja, kalau
tidak kenal sih, biasa nya aku biarkan saja.
Yang paling
ramai friend’s request nya YM, susah nih kalau mau cari tahu kenal apa
tidaknya. Soalnya pakai nama lucu-lucu dan aneh-aneh, jadi aku confirm aja
semuanya.
Heh? Ada yang lucu sekali
namanya. Jas_Tuxedo? Siapa tuh? Karena pernasaran aku confirm saja, dan
fortunelly, si Jas_Tuxedo lagi online. Aku langsung greet dia.
Jes_Ica: Hi Jas_Tuxedo thanks to
add me. Who are you?
Beberapa
menit kemudian ku tunggu jawabannya, 5 menit… 10 menit, ahh lama juga ya.
Akhirnya
ada bunyi trik tanda ada balasan.
Jas_Tuxedo: Jes, ini aku Jason. Masa gak tahu sih… (♦_♦)
Jes_Ica: oohh Jason, kok aneh sih nama usernya?
Jas_Tuxedo: yee suka-suka lah. Kan biar terlihat keren ada Tuxedo gitu. Hahaha
Jes_Ica: haahah lucu kamu. Ada-ada aja. (-.-)a
Jas_Tuxedo: lagi ngapain Jes? Malam minggu gak pergi?
Jes_Ica: enggak nih, gak ada yang ngajak pergi juga.
Jas_Tuxedo: yak jalan lah. Kayak gak ada pacar aja.
Jes_Ica: heh kamu ngejek atau emang gak tahu kalau aku gak punya pacar. Emang
gak punya Jason. -_____-
Jas_Tuxedo: oh iya, heheeh ampun Dj lupa. =P
Jes_Ica: kamu juga kenapa gak jalan? Kan malam minggu
Jas_Tuxedo: yaa karena gak ada yang ngajak juga.
Jes_Ica: oohh. Sama kalau gitu nasib nya sama aku.
Jas_Tuxedo: iya, kan jodoh. Hehehe =D
Waduh, hatiku jadi bergetar gini
sama balasan terakhir Jason.
Jes_Ica: hahahaha iya kali. Jodoh.. wkwkw
Jas_Tuxedo: tapi Jodoh apa dulu nih?
Jes_Ica: emang Jodoh ada jenisnya?
Jas_Tuxedo: ada dong. Banyak lagi
Jes_Ica: kalau kita
jenis nya apa?
Jas Tuxedo: hmmm kalau
jenisnya Jodoh dalam arti Pacar gimana??
Jes_Ica: hmm gimana
ya. Kalau udah ditakdirin kayak gitu, ya udah.
Jas_Tuxedo: ya udah
gimana? =O
Jes_Ica: ya udah.
Kalau emang udah takdir kita jodoh, ya udah jalanin aja
Jas_Tuxedo: pacaran dong
kita?
Loh
loh, kok makin ngawur ya pembahasannya. Aduuhh nih gimana aku mau bales,
bingung jawabnya. Hmm 5 menit…. 10 menit…. Aku tidak membalas pertanyaan
terakhir. Haah dia ini sebenarnya lagi dalam proses pernyataan cinta apa tidak
sih.
Jes_Ica:
ya enggak lah. Emang nya kamu suka sama aku?
Jas_Tuxedo: iya lah Jes, aku sayang
sama kamu… I ♥ U ☺
Aku
tercengang dengan balasan Jason tadi. Saat aku mau membalasnya, Jason sudah
langsung off. Ya Ampun, kok tahu-tahu akhir-akhirnya gini sih. Aku langsung
menutup laptop ku yang secara otomatis stand by, lalu aku membanting badan ku
di kasur yang empuk, tetapi sepertinya untuk sekarang tidak empuk karena badan
ku seperti sedang membeku.
Jason kok
kamu jahat sih, menyatakan perasaan tetapi langsung menghilang begitu saja. Apa
maksud kamu. Please jangan buat hati aku sakit seperti ini.
Aku lalu menyumpal
muka ku dengan bantal dan menangis sekencang-kencangnya. Tetapi lama-lama aku
tertidur pulas dan memimpikan semua topic yang baru saja di bahas secara
tiba-tiba.
♥♥☺♥♥
Waktu
begitu cepat berlalu, sudah tiga bulan aku bertemu dengan 3 lelaki yang
tiba-tiba membuat hidup ku berwarna, walaupun awalnya membuat ku risih. Dan
salah satunya menjadi pengisi hati ku.
Semenjak Jason
menyatakan cintanya tetapi langsung menghilang itu, aku jadi bingung harus
bersikap seperti apa. Sikap Jason sepertinya biasa saja. Dia masih sering
mengajak ku ngobrol dengan topic lain dan tidak mengajak teman-teman yang lain,
tetapi aku menjadi canggung sendiri. Ahh malah jadi risih sendiri.
Waktu
pulang sekolah, entah kenapa aku malah lagi pengin jalan kaki, memperlama
perjalanan ku pulang ke rumah. Padahal lumayan jauh jarak dari sekolah ke
rumah. Aku sedang ingin berfikir lama.
Kenapa
Jason tidak membahas lagi masalah yang sudah lama di bahas itu, padahal itu ada
pembahasan yang sangat penting untuk ku. Kenapa tiba-tiba dia menjadi seperti
biasa gitu, menganggapku kembali menjadi sahabat, bukan menjadi pacar? Padahal
aku sangat mengharap kan
itu.
Tanpa sadar
aku menangis memikirkan itu. Kenapa sih waktu itu aku bilang enggak. Padahal kan bisa saja aku bilang
iya dan kita menjadi pacar yang langgeng. Huhuhu aku jadi menyesal, aku terlalu
mementingkan gengsi ku daripada keinginan ku.
Aku sudah
tidak tahu sampai mana aku berjalan, hmm mungkin masih jauh dari rumahku.
Tiba-tiba ada motor yang membuatku berhenti berjalan. Motor nya sih motor
matik, tapi entah kenapa aku berharap itu Jason yang menawarkan ku untuk pulang
bersamanya.
“ hi Jesi, kok pulang jalan kaki?”, kata lelaki di balik helm
itu. Dia membuka penutup helm nya dan itu……… Jason! Ngapain dia disini? Dan
ngapain dia naik motor matik, kan
dia motornya ninja.
“Jason? Kok naik motor matik?, bukannya motor kamu ninja?”,
Tanya ku panjang lebar karena masih kaget karena orang yang ada di hadapanku
sekarang Jason
Jason
mematikan mesin motornya dan melepas helmnya, lalu turun dari motornya.
“ males pakai motor ninja, gak enak kalau ngebonceng orang,
jadi ganti motor matik aja”, jawab Jason dengan enak. Ya enak lah masa dari
motor ninja ke motor matik?
“ohhh gituu”, aku bingung mau respon apa. Aku udah terlanjur
senang sekaliagus sedih marah kesel dan lain-lain. Entah kenapa semua rasa itu sedang bercampur aduk
di hati ku.
“ Jes, kamu
kenapa nangis?”, kata Jason, dan layak nya lelaki gentle, dia lalu mengusap air
mata dari pipi ku. aku sangat merasakannya. Pipi ku langsung panas dan pastinya
udah memerah.
“badan kamu panas
banget, kamu sakit ya?”
iya aku sakit mikirin kamu, guman ku dalam hati.
“aku anterin kamu
pulang ya, daripada kamu pingsan dijalan”, kata Jason yang langsung
menggandengku ke motornya. Aku hanya mengekornya dan mulai naik ke atas motor
Jason setelah dinyalakan mesinnya. Beberapa menit kemudian kami sudah melaju
pergi dari tempat tadi.
Selama di perjalanan, aku seperti
ingin tidur, dan tanpa sadar aku sudah senderan ke punggungnya Jason. Aku
seperti sudah pulas ingin tidur, dan tiba-tiba tangan Jason menarik tangan ku
dan menariknya hingga aku merangkul pinggang Jason.
“Kalau mau tidur,
pegangan dulu, nanti jatuh”, kata Jason lembut.
Aku hanya meresponnya dengan
pegangan ku yang erat ke pinggang Jason, lalu setelah itu aku tidak tahu
kelanjutannya karena aku beneran sudah tertidur lelap.
♥♥☺♥♥
Aku tahu-tahu sudah ada dikamar ku.
Saat terbangun dari tidur, sudah ada nasi + lauk sekaligus jus jambu kelutuk.
Aku sadari aku bahwa badan ku memang panas dan hidung ku… hah hidung ku sedikit
ada darah. Lah tadi ada apa ini sampai hidung ku berdarah gini??
“eh non Jesi udah bangun”, tiba-tiba si mbok sudah
menyambutku dan masuk ke kamar.
“mbok, ini kenapa hidung ada sisa darah kering??”, Tanya ku
langsung kepada mbok.
“ itu non, tadi pas temen non nganterin non pulang,
tahu-tahu non udah pingsan sambil hidungnya mimisan, punggung temen non jadi
kena darah nya loh” kata mbok panjang lebar,
Waduh, aku
mimisan, terus punggunya Jason kotor dengan darah ku? aduh jadi merasa tidak
enak.
“trus, temen aku mana mbok?”
“ya sudah pulang atuh, sudah sore juga. Oh iya tadi ada telfon dari temen-temen non
katanya tar malam mau kerumah.”
“ temen aku yang mana?”
“yang sering datang kesini”
Oohh mungkin Cia sama Lika. Lalu setelah
mbok memandikan diri ku dengan lap dan air, mbok lalu keluar. Aku kembali tidur
sambil memikirkan kejadian yang tadi siang. Jason baik banget, mau nganterin
aku pulang + bajunya kotor sama darah mimisanku, kalau dipikirin terus
pasti bikin aku tersenyum karena
kebaikannya. Tetapi tidak enak juga karena membuat baju Jason jadi berlumuran
darah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8
malam, dan teman-teman ku belum juga datang, ah ini mereka gak jadi datang ya? Padahal
aku sangat membutuhkan mereka. Ingin cerita dan curhat kalau aku suka sama
Jason, tapi masa tidak jadi datang sih
“JESI!!”, teriakan
Cia dan Lika menggaung di kamarku. Aku langsung bangun dari tempat tidur dan
memeluk mereka semua..
“ya ampun
kaliaaan aku kangen sama kaliaann”, kata ku sambil memeluk mereka makin erat.
“eit eit udah
udah, ini sesek nafas lama-lama Jes”, kata Cia yang menjauhkan diri dariku.
“gimana cantik
udah baikan?”, tanya Lika sambil meraba dahi ku untuk memeriksa suhu badan.
“ketemu kalian
aku langsung membaik kok tenang aja”, kata ku sambil tersenyum. Lika dan Cia
memeluk ku lagi.
“oh iya anak-anak
yang lain pada di luar loh”, kata Cia kepadaku
“ hah? Siapa
aja?”, tanya ku ke Cia
“ada Leksa,
Vano sama Jason juga loh”
“oh iya
tadi katanya siang yang nganterin kamu pulang Jason, gimana sih ceritanya”,
kata Lika kepada ku.
“nanti dulu
ceritanya, itu anak-anak disuruh masuk dulu, masa di luar”, kata ku yang ngeles
dikit dan pengin beranjak untuk keluar
“eiiit,
anak-anak udah di ruang tamu. Sudah di kasih minum kok sama si mbok, ceritain dulu”, kata Cia.
“ya gitu deh”
“ya gitu deh
gimana??”
“pokoknya susah
deh di ceritainnya. Tapi sweet banget kok..”, kata ku sambil dengan senyuman
yang lebar.
“aakkhh cieee temen kita bakal punya pacar, asik-asik”
“iihh girang banget sih, belum juga jadian”
“tapi paling bentar jadian”, kata Cia yang keliatannya
senang banget.
“iya ya mumpung ada orangnya tuh diluar”, celetuk Lika yang
membuat kami bertiga ketawa.
“eh tapi
aku gak bisa keluar, masih lemes”, kata ku sampai melas.
“ya sudah,
boleh kan cowok ke kamar kamu”, kata Lika
“boleh sih kan
rame ada ceweknya, hehehe”, jawab ku.
Beberapa
menit kemudian Cia sudah mengajak ketiga lelaki itu untuk masuk kamar. Aku
makin deg-degkan setelah yang masuk Jason. Oh my oh god dia ganteng banget
malam ini. Pakai kemeja gitu. Aahh makin suka.
“hi Jesi, gimana keadaan?”, kata Leksa langsung
menghampiriku.
“lumayan lah membaik. Tapi masih lemes”, jawab ku.
Jason lalu duduk di samping ku. Kalau
seperti ini terus, aku makin jantungan deh. Haduh deg-degkan banget.
“Jes, mau ngambil minum dulu ya diluar”, kata Lika, lalu
diikuti anak-anak yang lain
“aku ambilin punya Jason deh”, kata Vano tanpa disuruh
Jason.
“Thanks ya bro”, hanya itu komentar Jason
HADUH!
Sekarang dikamar cuman aku dan Jason berdua. Haah ini bisa pingsan mendadak nih.
“sorry ya, tadi
sore aku langsung pulang, gak nungguin kamu sadar dulu”, kata Jason pelan. Aduh
kok pelan banget ngomongnya, tidak seperti biasa.
“iya kok gak
papa, lagi pula nanti dicariin lagi”
“haha, kamu lucu
banget, setiap alasan kalau aku mau pulang pasti itu deh”
“hah? Emangnya
iya ya?”
“iya, aku jadi
berasa dejavu banget”
Aku dan Jason jadi tertawa kecil,
lalu terdiam lagi sejenak.
“aku juga pernah
berasa dejavu sama kamu”, kata ku kepada Jason
“kapan?, yang
dikantin ya?”
“ iya Jas, waktu
dikantin. Waktu aku ngeliat kebelakang, terus kamu liat aku juga”, kata ku
dengan cepat.
“ehehehe, kan
jodoh makanya saling liat”, kata Jason cengengesan.
“ ngomongin jodoh lagi nih?”
“yaa kan emang obrolan kita
yang waktu di chat belum selesai kan?”,
kata Jason kepada ku. wajah ku jadi memerah.
“lagian waktu itu langsung off”
“aku takut ditolak sama kamu”
“siapa yang bilang bakal ditolak?”
“emangnya gak bakal ditolak?”, kata Jason langsung
tersenyum. Dia langsung pindah ke depan ku sekarang. Membuat ku lebih jelas
lagi melihat wajahnya.
“hmm, gimana yaa?”, jawab ku yang membuat Jason penasaran.
“ ayolah, udah 3 bulan aku menuggu jawaban dari kamu”, kata
Jason yang tiba-tiba memegang tangan ku. Ketahuan sekali Jason lagi panas
dingin, tangannya basah karena grogi.
“lagian gak di tanya bakal di terima apa enggak”, celetuk ku
yang langsung membuat Jason ketawa
“ya sorry, kan
aku malu banget buat bahas itu. Jadi diterima gak?”
“hmmmm, terima gak yaa”, perkataan ku yang membuat Jason
makin penasaran.
2 menit…
3menit menunggu jawaban. Lama-lama aku menjadi merenung, apakah benar Jason
sayang sama aku?? Benar-benar gak??
“Jason, kalau boleh tahu kenapa kamu sayang sama aku?”,
tanya ku kepada Jason
Jason terdiam sejenak dengan perkataan ku, tetapi akhirnya
dia jawab.
“gak tahu, yang menting kalau deket kamu aku nyaman banget,
terus aku jadi pengin banget ngelindungin kamu, gak mau bikin kamu sakit hati”,
kata Jason dengan lembut. Aku yakin banget itu perkataan dari hatinya sendiri.
Tanpa ku
sadari aku malah menetes kan air mata. Jason
sampai terkejut dengan kondisi aku yang tiba-tiba seperti itu.
“ kok kamu nangis sih?”, kata Jason yang langsung
mengusapkan air mata ku.
“kamu janji gak bakal ninggalin aku?”, kata ku yang langsung
keluar dari mulut ku
“aku janji, aku gak akan ninggalin kamu”, kata Jason yang masih
mengusap pipi ku.
Aku
langsung sama berhambur ke pelukan Jason. Jason malah memeluku sangat erat tapi
lembut itu, dan tidak kusadari, ternyata anak-anak sudah di sela pintu kamar
“CIEEEEEEE UDAH JADIAAN”, teriak mereka yang langsung
membuat kami berdua kaget.
Aku dan
Jason jadi di cengcengin sama anak-anak pada malam itu. Ya sudah lah, enggak
papa yang menting udah jadian.
♥♥☺♥♥
Sekarang……
Kenapa sekarang?? Tenang aja aku udah sebulan kok sama Jason
sampai sekarang. Hahahahaha
--THE END--